Sunday, November 5, 2017

Makalah MAKKIYAH DAN MADANIYAH

MAKKIYAH DAN MADANIYAH


Al-Qur’an merupakan firman (kalam) Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril dengan lafazd dan maknanya. al-Qur’an sebagai kitabullah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam. Selain itu al-Qur’an juga berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 
Cara yang dilakukan para ulama dalam memahami hakikat makna dan kandungan al-Qur’an, yakni dengan cara menafsiri ayat-ayat al-Qur’an dengan meninjau dari berbagai segala aspek yang berhubungan dengan al-Qur’an, seperti sejarah turunnya al-Qur’an, karakteristik al-Qur’an, kandungan isi al-Qur’an dan kaedah-kaedah tafsir yang digunakan dalam memahami makna al-Qur’an. Di antara kaedah-kaedah tafsir yang penting diketahui dalam proses penafsiran al-Qur’an adalah masalah makkiyah-madaniyah dan muhkam-mutasyabih.
Makkiyah-madaniyah merupakan istilah yang dipopulerkan para ulama dalam membedakan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tempat turun ayat al-Qur’an. Pembahasan mengenai surah makkiyah-madaniyah, tidak ada ayat al-Qur’an atau hadis yang khusus menjelaskan tentang makkiyah dan madaniyah. Menurut Qadhi Abu Bakar dalam kitabnya al-Intishar, tidak ada nash yang menjelaskan tentang makkiyah-madaniyah, disebabkan Allah tidak memerintahkan nabi untuk menjelaskan tentang hal itu. Demikian juga, Allah tidak menjadikan pengetahuan tentang makkiyah-madaniyah sebagai suatu kewajiban.
Ilmu makkiyah-madaniyah dapat diketahui berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi’in. Pada saat al-Qur’an diturunkan para sahabat merasa tidak membutuhkan penjelasan tentang persoalan mengenai ilmu-ilmu tentang turunnya al-Qur’an tersebut termasuk makkiyah dan madaniyah. Disebabkan para sahabat sudah menyaksikan sendiri waktu-waktu turunnya wahyu, cara-cara turunnya dan materi serta kasus yang menyebabkan turunnya wahyu.










B. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah:
    1. mengetahui pengertian Makkiyah dan Madaniyah
    2. mengetahui perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah
    3. mengetahui pembeda antara Makkiyah dan Madaniyah
    4. mengetahui Faedah ilmu Makkiyah dan Madaniyah
C. Rumusan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah atau batasan pembahasan makalah ini adalah:
    1. Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyah?
    2. Apa saja perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah?
    3. Apa saja pembeda antara Makkiyah dan Madaniyah?
    4. Apa saja faedah ilmu Makkiyah dan Madaniyah?













BAB II

PEMBAHASAN


1.      Pengertian Makkiyah dan Madaniyah


Makkiyah diambil dari nama kota Makkah, tempat Islam lahir dan tumbuh. Kata makkiyah merupakan kata sifat yang disandarkan kepada kota tersebut. Dan sesuatu disebut makkiyah apabila ia mengandung kriteria yang berasal dari Makkah atau yang berkenaan dengannya. Begitu pula dengan madaniyah, ia diambil dari nama kota Madinah, tempat Rasulullah SAW berhijrah dan membangun masyarakat Islam serta mengembangkan Islam hingga ke segala penjuru dunia.
Sekalipun kemudian da’wah Rasulullah melewati batas-batas wilayah kedua kota tersebut, namun Makkah dan Madinah tetap mempunyai peran yang signifikan dalam setiap proses pengembangan Islam. Karenanya pengertian makkiyah dan madaniyah tidak hanya terbatas pada ruang lingkup tempat atau penduduk yang berdiam dikedua kota tersebut, melainkan mencakup didalamnya periode waktu. Dari sini kemudian para ulama dalam mendefinisikan makkiyah dan madaniyah tidak hanya terpaku pada pengertian yang sangat sempit, melainkan juga memasukan unsur waktu yang tak terpisahkan dari sejarah Rasulullah.
Imam Az Zarkasyi dalam bukunya Al Burhan fi Ulum Al Qur’an telah menyebutkan tiga variabel definisi mengenai makkiyah dan madaniyah.
1.      Pertama, definisi berkonotasi tempat, bahwa makkiyah adalah unit wahyu yang diturunkan di Mekah, dan madaniyah adalah unit wahyu yang diturunkan di Madinah.
2.      Kedua, definisi berkonotasi periode waktu, bahwa makkiyah adalah unit wahyu yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dan madaniyah adalah unit wahyu yang diturunkan setelah hijrah.
3.      Ketiga, definisi berkonotasi objek wahyu, atau kepada siapa khitabnya ditujukan. Maka makkiyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Mekah, sedangkan madaniyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Madinah.
Dan menurut beliau definisi yang kedua adalah yang sangat popular dikalangan para ulama. Begitu pula dengan Imam As Suyuthi dalam bukunya Al Itqan fi Ulum Al Qur’an.

2.      Perhatian ulama terhadap ayat – ayat Makkiyah dan Madaniyah


Para ulama begitu tertarik untuk menyelidiki surah-surah makki dan madani. Mereka meneliti Qur`an ayat demi ayat dan surah-demi surah untuk ditertibkan, sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkan antara waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan pada peneliti obyektif, gambaran mengenai penyelidikan, ilmiah tentang ilmu makki dan madani. Dan itu pula sikap ulama kita dalam melakukan pembahasan-pembahasan terhadap aspek kajian Qur`an lainnya. Yang terpenting dipelajari para ulama dalam pembahasan ini ialah: 1) Yang diturunkan di Mekah, 2) yang turun di Madinah, 3) yang diperselisihkan, 4) ayat-ayat Makkiah dalam surah-surah Madaniah, 5) ayat-ayat Madaniah dalam surah Makkiah, 6) yang diturunkah di Makah sedang hukumnya Madani, 7) yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya Makki, 8) yang serupa diturunkan di Makkah (Makki) dalam kelompok Madani, 9) yang serupa diturunkan di Madinah (Madani) dalam kelompok Makki, 10) yang dibawa dari Makkah ke Madinah, 11) yang dibawa dari Madinaah ke Mekkah, 12) yangturun diwaktu malam dan di waktu siang, 13) yang turun di musim panas dan di musim dingin, 14) yang turun di waktu menetap dan dalam perjalanan.

3.      Perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah


Untuk membedakan makki dan madani, para ulama mempunyai tiga cara pandangan yang masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.

1)      Pertama: Dari segi waktu turunnya.
Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan dimekkah. Madaniyah adalah yang turun sesudah hijrah meskipun bukan di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun dimekkah atau Arafah adalah madaniyah
Contoh : ayat yang diturunkan pada tahun penaklukan kota makkah , firman Allah: `Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak…` ( an-Nisa` : 58 ). Ayat ini diturunkan di mekkah dalam ka`bah pada tahun penaklukan mekkah. Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lebih memberikan kepastian dan konsisten.

2)      Kedua : Dari segi tempat turunnya.
Makkiyah adalah yang turun di mekkah dan sekitarnya. Seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madaniyah ialah yang turun di madinah dan sekitarnya. Seperti Uhud, Quba` dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkn tidak adanya pembagian secara konkrit yang mendua. Sebab yang turun dalam perjalanan, di Tabukh atau di Baitul Maqdis tidak termasuk kedalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan makkiyah ataupun madaniyah. Juga mengakibatkan bahwa yang diturunkan dimakkah sesudah hijrah disebut makkiyah.

3)      Ketiga : Dari segi sasaran pembicaraan.
Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk mekkah dan madaniyah ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Qur`an yang mengandung seruanyaa ayyuhannas ( wahai manusia ) adalah makkiyah, sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyu halladziina aamanuu ( wahai orang-orang yang beriman ) adalah madaniyah.
Namun melalui pengamatan cermat, nampak bagi kita bahwa kebanyakan surah Qur`an tidak selalu dibuka dengan salah satu seruan itu, dan ketentuan demikianpun tidak konsisten. Misalnya surah baqarah itu madani, tetapi didalamnya terdapat ayat makkyah.

4.      Ciri khas dan pembeda antara Makkiyah dan Madaniyah


1)      Ketentuan Surat Makkiyah .
a)      Setiap surah yang didalamnya mengandung `sajdah` maka surah itu makkiyah.
b)      Setiap surah yang mengandung lafal ` kalla` berarti makkiyah. Lafal ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Qur`an dan di sebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surah.
c)       Setiap surah yang mengandung yaa ayyuhan naas dan tidak mengandung yaa ayyuhal ladzinaa amanuu, berarti makkiyah. Kecuali surah al-Hajj yang pada akhir surah terdapat ayat yaa ayyuhal ladziina amanuur ka`u wasjudu. Namaun demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah makkiyah.
d)      Setiap surah yang menngandung kisah para nabi umat terdahulu adalah makkiyah, kecuali surah baqarah.
e)      Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah makkiyah, kecuali surat baqarah.
f)       setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan seperti alif lam mim, alif lam ra, ha mim dll, adalah makkiyah. Kecuali surah baqarah dan ali-imran, sedang surah Ra`ad masih diperselisihkan.

2)      Tema & Gaya Bahasa Surat Makkiyah

Dari segi ciri tema dan gaya bahasa, ayat makkiyah dapatlah diringkas sebagai berikut :

a)      Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik dengan menggunkan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah.
b)      Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara dzalim. Penguburan hidup-hidup bayi perempuan dn tradisi buruk lainnya.
c)       Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelaran bagi mereka sehingga megetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat Rasulullah SAW sehingga ia tabah dalam mengadapi gangguan dari mereka dan yakin akan menang.
d)      Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras. Menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surah-surah yang pendek-pendek . dan perkecualiannya hanya sedikit.

3)      Ketentuan Surat Madaniyah

a)      Setiap surah yang berisi kewajiban atau had ( sanksi ) adalah madaniyah.
b)      Setiap surah yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah madaniyah, kecuali surah al-ankabut adalah makki.
c)       Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah madaniyah.


4)      Tema dan Gaya Bahasa surat Madaniyah

Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa, dapatlah diringkaskan sebagai berikut :

a)      Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasiaonal baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-undangan.
b)      Seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi dn nasrani. Dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki diantara sesama mereka.
c)       Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d)      Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.

5.      Faedah ilmu Makkiyah dan Madaniyah

Mengetahui surat Madaniyah dan Makkiyah merupakan salah satu bidang ilmu Al Quran yang penting karena di dalamnya terdapat beberapa manfaat:
a)         Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan al-Qur`an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorangmufassir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh, bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh yang tedahulu.

b)        Meresapi gaya bahasa al-Quran dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah SWT,sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi merupakan arti paling khusus dalam retorika. Karakteristik gaya bahasa makkiy dan madaniy dalam al-Quran pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah  SWT  yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaannya serta menguasai apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.

c)         Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur`an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam periode Mekah maupun Madinah. Sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan, al-Qur`an adalah sumber pokok bagi kehidupan Rasulullah SAW.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Dalam memaknai Makkiyah dan Madaniyah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama’. Hal ini terjadi karena berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Makkiyah atau Madaniyah sebuah surat atau ayat. Namun, meskipun terjadi perbedaan dalam memberi makna Makkiyah dan Madaniyah para ulama’ mampu memberikan kekhususan-kekhususan yang menjadi ciri ayat Makkiyah dan Madaniyah untuk membedakan keduanya.

2.      Karakteristik yang paling menonjol ialah surat atau ayat Makkiyah pendek-pendek dan kebanyakan berisi tentang kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu. Sedangkan ayat atau surat Madaniyah panjang-panjang dan kebanyakan berisi tentang hokum-hukum agama termasuk hukum amaliyyah seperti hukum tentang ibadah, muamalah dan lain sebagainya.


3.      Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah dapat dilihat dari beberapa segi. Yang pertama dari segi konteks kalimatnya:Makkiyah mempunyai cara penyampaian yang keras sedangkan Madaniyah mempunyai cara penyampaian yang lembut. Yang kedua:dari segi tema:sebagian besar Makkiyah bertemakan pengokohan tauhid dan aqidah yang benar, terutama tauhid uluhiyyah. Sedangkan Madaniyah bertemakan tentang hokum-hukum muamalah karena keadaan manusia pada waktu itu jiwanya telah kokoh oleh tauhid dan aqidah yang benar.

4.      Ada beberapa faedah atau manfaat dari mempelajari tentang Makkiyah dan Madaniyah, di antaranya yaitu mengetahui bukti ketinggian bahsa yang digunakan dalam Al Quran, menegtahui hikmah dari pembuatan syari’at agama Islam, menjadi pelajaran bagi para da’i yang berjuang di jalan Allah serta mengetahui antara nasikh dan mansukh.







DAFTAR PUSTAKA

Chalik, Chaerudji Abd. 2007. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. Diadit Media

Syaifullah. 2004. ‘Ulumul Qur’an. Ponorogo. Prodial Pratama Sejati Press.

 

http://blog.umy.ac.id/evyyanakurniyandari/2012/12/13/ayat-makkiyah-dan-madaniyah/ selasa,20 september, 2015 11.00 WIB

 

http://mahrus-salim.blogspot.co.id/2013/12/makkiyah-dan-madaniyah.html selasa,20 september, 2015 11.10 WIB

 

http://kumpulanmakalahuvid1412.blogspot.co.id/2013/11/makkiyah-madaniyah-perhatian-ulama.html  selasa, 20 september, 2015 11.20 WIB




Featured Post

Sistem Informasi Kuis dan Materi (e-learning) 2019