Thursday, October 20, 2016

Distribusi normal (probabilitas statistika)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang hanya kepada-Nyalah , yang harus menghambakan diri. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita, Muhammad SAW., keluarga beserta sahabatnya dan akhirnya kepada kita sebagai umat yang tunduk terhadap ajaran yang dibawanya.
            Penulis merasa lega dan bahagia karena bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Distribusi Normal,ini sesuai dengan waktu yang direncanakan, dan semoga makalah ini bermanfaat, bukan hanya bagi para mahasiswa atau pelajar, namun juga bagi masyarakat luas berminat terhadap makalah yang kami sajikan ini atau yang berminat tentang distri normal tersebut.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi umat Islam dalam memperteguh keimanannya. Amin.




                                                                                                                        Penulis

















BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukanan. Belakangan ini, statistika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbag aspek kehidupan, seperti dalam instansi pemerintahan, industri, penelitian, teknik, bisnis, sosiologi, medik, pendidikan, pertanian, perdagangan, ekonomi, dan masih banyak lagi.
Salah satu bagian statistika yang juga sangat penting dalam penelitian adalah normalitas.  Normalitas ini berguna untuk mengetahui apakah sampel yang kita ambil tersebut normal atau dengan kata lain dapat digunakan atau tidak.
Data kuantitatip biasa dapat disajikan dalam bentuk suatu distribusi frekuensi atau histogram. Bila data yang didapat makin banyak dan intervalnya makin sempit, maka gambaran histogram akan terlihat sebagai suatu kurva yang halus. Selanjutnya kita dapat menggambarkan histogram tanpa terlihat gambaran batang-batangnya dan tampak hanya sebagai sebuah kurva semata. Kurva yang didapat secara teoritis menggambarkan distribusi sebagian besar variabel yang bersifat kontinu. Salah satu bentuk kurva distribusi yang paling penting adalah Distribusi Normal.
Untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, dapat diketahui melalui suatu kurva distribusi normal. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang distribusi normal tersebut.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1.      Apakah pengertian distribusi normal ?
2.      Bagaimana didapatkannya kurva distribusi normal?
3.      Bagaimana suatu data dikatakan normal?
1.3  TUJUAN
Adapun tujuan  penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pengertian distribusi normal;
2.      Mengetahui kurva distribusi normal;
3.      Mengetahui syarat suatu data dikatakan normal.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1  Distribusi Normal
Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya. Penggunaanya sama dengan penggu naan kur va distribusi lainnya. Frekue nsi relatif suatu variabel yang mengambil nilai antara dua titik pada sumbu datar. Tidak semua distribusi berbentuk lonceng setangkup merupakan distribusi normal.
Pada tahun 1733 DeMoivre menemukan persamaan matematika kurva normal yang menjadi dasar banyak teori statistika induktif. Distribusi normal sering pula disebut Distribusi Gaussuntuk menghormati Gauss (1777 – 1855), yang juga menemukan persamaannya waktu meneliti galat dalam pengukuran yang berulang-ulang mengenai bahan yang sama.
Sifat dari variabel kontinu berbeda dengan variabel diskrit. Variabel kontinu mencakup semua bilangan, baik utuh maupun pecahan. Oleh karenanya tidak bisa dipisahkan satu nilai dengan nilai yang lain. Itulah sebabnya fungsi variabel random kontinu sering disebut fungsi kepadatan, karena tidak ada ruang kosong diantara dua nilai tertentu. Dengan kata lain sesungguhnya keberadaan satu buah angka dalam variabel kontinu jika ditinjau dari seluruh nilai adalah sangat kecil, bahkan mendekati nol. Karena itu tidak bisa dicari probabilitas satu buah nilai dalam variabel kontinu, tetapi yang dapat dilakukan adalah mencari probabilitas diantara dua buah nilai.
Distribusi kontinu mempunyai fungsi matematis tertentu. Jika fungsi
matematis tersebut digambar, maka akan terbentuk kurva kepadatan dengan sifat sebagai berikut:
1.      Probabilitas nilai x dalam variabel tersebut terletak dalam rentang antara 0 dan 1
2.      Probabilitas total dari semua nilai x adalah sama dengan satu (sama dengan luas daerah di bawah kurva)
Fungsi kepadatan merupakan dasar untuk mencari nilai probabilitas di antara dua nilai variabel. Probabilitas di antara dua nilai adalah luas daerah di bawah kurva di antara dua nilai dibandingkan dengan luas
daerah total di bawah kurva. Dapat dicari luas daerah tersebut dengan menggunakan integral tertentu (definit integral).
Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal kontinu bergantung pada dua parameter μ dan σ yaitu rataan dan simpangan baku. Jadi fungsi padat x akan dinyatakan dengan n (x; μ, σ). Begitu μ dan σ diketahui maka seluruh kurva normal diketahui. Sebagai contoh, bila μ = 50 dan σ = 5, maka ordinat n(x ; 50, 5) dapat dengan muda h dihitung untuk berbagai harga x dan kurvanya dapat digambarkan. Kedua kurva bentuknya persis sama tapi titik tengahnya terletak di tempat yang berbeda di sepanjang sumbu datar.
Dengan memeriksa turunan pertama dan kedua dari n(x ; μ, σ) dapat
diperoleh lima sifat kurva normal berikut :
1.      Modus, titik pada sumbu datar yang memberikan maksimum kurva, terdapat pada x = μ
2.      Kurva setangkup terhadap garis tegak yang melalui rataan μ
3.      Kurva mempunyai titik belok pada x = μ σ, cekung dari bawah bila μ – σ < x < μ + σ, dan cekung dari atas untuk harga x lainnya
4.      Kedua ujung kurva normal mendekati asimtot sumbu datar bila harga x bergerak menjauhi μ baik ke kiri maupun ke kanan
5.      Seluruh luas di bawah kurva diatas sumbu datar sama dengan 1Bila xmenyatakan peubah acak distribusi maka P(x1 < x < x2) diberikan oleh daerah yang diarsir dengan garis yang turun dari kiri ke kanan. Jelas bahwa kedua daerah yang diarsir berlainan luasnya. Jadi, peluang yang berpadanan dengan masing-masing distribusi akan berlainan pula.

2.2 Kurva Normal
     Grafik dari distribusi normal yang berbentuk seperti genta (lonceng) setangkup yang simetris disebut kurva normal.
Kurva normal adalah bila adalah suatu peubah acak normal dengan nilai tengah µ dan ragam σ2, maka persamaannya adalah
n(x; µ; σ) = 

Untuk – ∞ < x < ∞. Dalam hal ini π = 3.14159… dan e = 2.71828…
Bentuk kurva normal itu sendiri berbeda tergantung dari nilai µ dan σ2 nya. Jika nilai µ berharga positif maka kurva akan bergeser ke kanan dan jika bernilai negatif maka kurva akan bergeser ke kiri dari titik X = 0. Jika nilai σ2 bernilai semakin besar maka kurva normal akan semakin landai dan jika nilai σ2 bernilai semakin kecil maka kurva normal akan semakin curam. Berikut perbandingan kurvanya
Gambar 1. Kurva normal

Dari gambar di atas maka dapat diperoleh sifat-sifat kurva  normal, yaitu :
1.      Modusnya yaitu titik pada sumbu mendatar yang membuat fungsi mencapai maksimum yang terjadi pada x = µ
2.      Kurvanya setangkup terhadapa suatu garis tegak yang melalui nilai tengah µ
3.      Kurva ini mendekati sumbu mendatar secara asimtotik dalam kedua arah bila kita semakin menjauhi nilai tengahnya.
4.      Luasan daerah yang terletak di bawah kurva tetapi di atas sumbu mendatar sama dengan 1
Fungsi densitas distribusi normal diperoleh dengan persamaan sebagai berikut
dimana :
π = 3,1416
e = 2,7183
µ = rata-rata
σ = simpangan baku

Persamaan di atas bila dihitung dan diplot pada grafik akan terlihat seperti pada Gambar 2 berikut.


                                       Gambar 2. kurva distribusi normal umum

Sifat-sifat penting distribusi normal adalah sebagai berikut:
1. Grafiknya selalu berada di atas sumbu x
2. Bentuknya simetris pada x = µ
3. Mempunyai satu buah modus, yaitu pada x = µ
4. Luas grafiknya sama dengan satu unit persegi, dengan rincian
a. Kira-kira 68% luasnya berada di antara daerah µ – σ dan µ + σ
b. Kira-kira 95% luasnya berada di antara daerah µ – 2σ dan µ + 2σ
c. Kira-kira 99% luasnya berada di antara daerah µ – 3σ dan µ + 3σ
Membuat kurva normal umum bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.  Rumus untuk mencari fungsi densitasnya (nilai pada sumbu Y) begitu rumit.  Oleh karena itu, tidak banyak digunakan oleh masyarakat luas.
Kurva distribusi normal yang lebih banyak digunakan adalah distribusi normal baku.  Kurva distribusi normal baku diperoleh dari distribusi normal umum dengan cara transformasi nilai x menjadi nilai z, dengan formula sbb:


             Kurva distribusi normal baku disajikan pada Gambar 3 berikut ini.


                         Gambar 3.  Kurva distribusi normal baku
Kurva distribusi normal baku lebih sederhana dibanding kurva normal umum.  Pada kurva distribusi normal baku, nilai µ = 0 dan nilai σ=1, sehingga terlihat lebih menyenangkan.  Namun, sifat-sifatnya persis sama dengan sifat-sifat distribusi normal umum.
Untuk keperluan praktis, para ahli statistika telah menyusun Tabel distribusi normal baku dan tabel tersebut dapat ditemukan hampir di semua buku teks Statistika.  Tabel distribusi normal bakui disebut juga dengan Tabel Z dan dapat digunakan untuk mencari peluang di bawah kurva normal secara umum, asal saja nilai µ dan σ diketahui. Sebagai catatan nilai µ dan σ dapat diganti masing-masing dengan nilai   dan S.







Luas daerah di bawah kurva normal, bila x menyatakan peubah acak distribusi maka P(x1 < x < x2) diberikan oleh daerah yang berwarna abu-abu.
 


       


                               
       P(x1<x<x2) = probabilitas variabel random  x  memiliki nilai antara x1dan x2
P(x1<x<x2) = luas dibawah kurva normal antara x=x1dan x=x2


2.3    Probabilitas Kurva Normal
2.4    Transformasi Normal Standar
Distribusi normal adalah distribusi variabel kontinu dengan fungsi
matematis adalah sebagai berikut:

f (x  =  e

dengan π = 3,14159... dan e= 2,71828
Selain beberapa konstanta yang tidak akan berubah nilainya (e, π), bentuk distribusi kurva normal ditentukan oleh tiga variabel, yaitu:x = nilai dari distribusi variabelμ = mean dari nilai-nilai distribusi variabel σ = standar deviasi dari nilai-nilai distribusi variabel Para ahli statistik telah menyelidiki bentuk distribusi normal dengan mempelajari fungsi tersebut dan didapatkan sifat-sifat sebagai berikut:
a.       Simetris, yaitu mean distribusi terletak di tengah dengan luas bagian sebelah kiri sama dengan bagian sebelah kanan (berbentuk lonceng) sehingga total daerah di bawah kurva sebelah kiri = total daerah di bawah kurva sebelah kanan = 0,5
b.      68% dari nilai variabel terletak dalam jarak 1σ (antara -1σ dan +1σ)
c.       95% dari nilai variabel terletak dalam jarak 1,96σ
d.      99% dari nilai variabel terletak dalam jarak 3σ
Selain menggunakan metode integral, perhitungan probababilitas distribusi normal juga bisa menggunakan tabel distribusi normal, yaitu tabel yang memuat probabilitas dari berbagai nilai variabel dalam distribusi normal. Metode ini lebih praktis untuk keperluan penelitian. Yang menjadi masalah dalam penyusunan tabel tersebut adalah kenyataan bahwa terdapat banyak sekali macam distribusi normal, dipengaruhi oleh besarnya nilai mean (μ) dan standar deviasinya (σ).
Untuk mengatasi hal tersebut, maka para ahli hanya membuat satu buah tabel yaitu tabel untuk menghitung nilai-nilai probabilitas distribusi normal standar, sedangkan jika akan menghitung probabilitas nilai-
nilai variabel distribusi normal yang tidak standar, tetap bisa menggunakan tabel distribusi normal standar tersebut dengan memakai metode konversi. Yang dimaksud distribusi normal standar adalah distribusi normal dengan sifat khusus, yaitu distribusi dengan normal yang mean = 0 dan standar deviasi = 1.
Untuk mengatasi kesulitan dalam menghitung fungsi padat normal maka dibuat tabel luas kurva normal sehingga memudahkanpenggunaanya. Akan tetapi, tidak akan mungkin membuat tabel yang berlainan untuk setiap harga μ dan σ. Untunglah, seluruh pengamatan dengan setiap peubah acak normal x dapat ditransformasikan menjadi himpunan pengamatan baru suatu peubah acak normal z dengan rataan nol dan variansi 1. Hal ini dapat dikerjakan dengan transformasi.

z =

Bilamana x mendapat suatu harga x, harga z padanannya diberikan oleh z = (x – μ)/σ. Jadi, bila z berharga antara x = x1dan x = x2, maka peubah acak z akan berharga z1= (x1– μ)/σ dan z2= (x2– μ)/σ. Distribusi peubah acak normal dengan rataan nol dan variansi 1 disebut distribusi normal baku.
Dengan demikian sepanjang diketahui rata-rata dan deviasi standar, maka dapat ditransformasi setiap distribusi nilai ke dalam nilai-nilai z. Bagaimanapun hanya nilai-nilai z dari variabel-variabel yang berdistribusi normal yang akan dengan sendirinya berdistribusi normal. Dengan kata lain, transformasi ke dalam nilai-nilai z tidak mengubah bentuk awal dari distribusi itu.

2.5    Tabel Distribusi Normal Standar
Berikut ini beberapa hal tentang distribusi normal standar :
1. Tabel distribusi normal standar disusun untuk menghitung probabilitas nilai-nilai variabel normal standar, yaitu distribusi normal dengan mean nol (μ = 0) dan standar deviasi satu (σ = 1). Variabel distribusi normal standar menggunakan lambang z.
2. Karena distribusi normal standar bersifat simetris (kiri-kanan sama), maka tabel distribusi normal standar dibuat hanya untuk menghitung bagian sebelah kanan mean dari distribusi tersebut. Untuk menghitung nilai di sebelah kiri, maka nilai z yang negatif dianggap sama dengan z positif, sehingga tabel tersebut tetap bisa digunakan.
3. Nilai-nilai probabilitas yang terdapat dalam tabel tersebut adalah nilai probabilitas antara μ = 0 dan satu nilai z tertentu, bukan antara dua buah nilai z sembarang.
Nilai z begitu penting karena semua distribusi normal ukuran nilai apapun dapat ditransformasi kedalam satu distribusi nilai, yaitu distribusi nilai z yang disebut dengan distribusi normal standar. Distribusi mempunyai dua sifat penting, yaitu :
1.      Rata-rata distribusi z, μ adalah 0
2.      Deviasi standar distribusi z, σ adalah 1.
Distribus i asli dan sesudah ditransformasi dikarenakan semua hargax antara x1dan x2mempunyai harga z padanan antara z1 dan z2, luas di bawah kurva x antara ordinat x = x1 dan x = x2 sama dengan luas di bawah kurva z antara ordinat yang telah ditransformasikan z = z1 dan z = z2. Sekarang banyaknya tabel kurva normal yang diperlukan telah diperkecil menjadi satu, yaitu distribusi normal baku.

2.4 Uji Hipotesis
Dua unsur utama dalam statistik inferensi adalah estimasi dan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis merupakanhal sangat penting dalam statistik inferensi. Dua tipe pengujian hipotesis, yaitu uji t untuk menguji hipotesis pada parameter tunggal (individual) dan uji F menguji hipotesis pada parameter-parameter secara simultan.
Pengujian hipotesis dilakukan setelah menghitung estimasi terhadap parameter populasi yang benar dengan serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang jauh lebih rumit. Pengujian hipotesis menentukan apa yang dapat dipelajari tentang alam nyata dari sampel. Apabila hipotesis ditolak dengan menggunakan hasil yang muncul oleh sampel yang digunakan maka hipotesis dinyatakan benar, keanehan-keanehan yang terjadi bahwa sampel tertentu akan teramati.
Pengujian hipotesis digunakan di berbagai bidang. Sebuah perusahaan memiliki bagian penelitian dan pengembangan yang salah satu tugasnya adalah menguji produk sebelum dipasarkan. Seorang ahli ekonomi Milton Friedman melakuka n uji statistik tentang hubungan antara konsumsi dan pemakai.
Walaupun para peneliti selalu tertarik untuk mempelajari apakah teori yang dipertanyakan (hipotesis) didukung oleh estimasi-estimasi yang dihasilkan dari sebuah sampel yang berasal dari pengamatan-pengamatan alam nyata, nampaknya hampir tidak mungkin untuk membuktikan bahwa suatu hipotesis tertentu adalah benar. Semua yang dapat dilakukan menyatakan bahwa suatu sampel tertentu cocok atau sesuai dengan hipotesis tertentu. Walaupun hal tersebut tidak dapat membuktikan
bahwa suatu teori tertentu adalah “benar” dengan menggunakan uji hipotesis dengan suatu tingkat keyakinan tertentu. Dalam kasus seperti ini, peneliti menyimpulkan bahwa sangatlah tidak mungkin hasil sampel akan teramati, jika teori yang dihipotesiskan adalah benar. Jika terdapat bukti yang tidak sesuai dengan validitas teori, pertanyaan itu sering disimpan sampai data tambahan atau suatu pendekatan baru memberikan jalanterang bagi persoalan itu.
Ada tiga topik yang sangat penting untuk dibicarakan dalam aplikasi pengujian hipotesis pada analisis regresi :
1.      Spesifikasi hipotesis yang harus diujikan
2.      Keputusan yang digunakan untuk menentukan apakah menolak hipotesis yang dipertanyakan
3.      Macam kesalahan yang mungkin dihadapi jika aplikasi keputusan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar.

2.5 Spesifikasi Hipotesis : Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Tahap pertama dalam pengujian hipotesis adalah menyatakan secara eksplisit hipotesis yang akan diuji. Untuk menjaga rasa kejujuran, peneliti seharusnya menyatakan spesifikasi hipotesis tersebut sebelum parameter dalam hipotesis itu diestimasi. Maksud mempelajari teori lebih dahulu adalah untuk memudahka hipotesis dengan dasar teori selengkap mungkin. Hipotesis yang disusun setelah estimasi adalah pembenaran hasil-hasil tertentu daripada menguji validatasinya. Akibatnya, sebagian besar ahli statistik inferensi harus hati-hati dalam menyusun hipotesis sebelum estimasi.
Dalam menyusun sebuah hipotesis, peneliti harus menyatakan secara hati-hati tentang apa yang dipikir tidak benar dan apa yang dipikir benar. Ini mencerminka n harapan-harapan peneliti tentang suatu parameter atau parameter-parameter tertentu diringkas dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Hipotesis nol adalah suatu pernyataan tertentu tentang nilai-nilai dalam suatu range dari parameter yang akan diharapkan terjadi apabila teori yang dimiliki penelit i tidak benar. Sedangkan Hipotesis alternatif digunakan untuk menspesifikasi nilai-nilai dalam suatu range dari parameter yang diharapkan terjadi apabila pernyataan teori oleh peneliti adalah benar.
Kata nol berarti “kosong” dan hipotesis nol dapat dipertimbangkan sebagai hipotesis yang mana peneliti tidak dipercaya. Dalam membangun hipotesis nol dan hipotesis alternatif dengan cara seperti ini supaya dapat menyusun pernyataan yang kuat apabila menolak hipotesis nol. Ini hanya terjadi apabiladidefinisikan hipotesis nol dengan beranggapan bahwa hal tersebut tidak mengharapka n dapat membatasi probabilitas menolak secara kebetulan hipotesis nol apabila faktanya memang benar.
Pernyataan sebaliknya tidak berlaku, yaitu bahwa sesunggu hnya hal tersebut tidak pernah mengetahui probabilitas menerima secara kebetulan hipotesis nol apabila faktanya salah. Konsekuensinya, hal tersebut tidak pernah dikatakan bahwa menerima hipotesis nol. Dapat dikatakan bahwa tidak dapat menolak hipotesis nol atau meletakkan kata menerima dalam permasalahan.
Dalam statistik inferensi, hipotesis biasanya tidak menspesifikasi nilai-nilai tertentu, namun menyatakan suatu arah atau tanda tertentu yang mana peneliti mengharapka n statistik hasil estimasi itu akan diperoleh. D
apat dinyatakan hipotesis suatu parameter tertentu akan positif atau negatif. Dalam kasus-kasus semacam itu hipotesis nol menunjukkan bahwa apa yang diharapkan tidak terjadi, namun harapan itu merupakan suatu range nilai hipotesis yang sama (dalam suatu range) untuk hipotesis alternatif.
Notasi yang digunakan untuk menunjukkan suatu hipotesis nol adalah “H0” dan notasi ini diikuti oleh suatu pernyataan nilai atau range nilai-nilai yang tidak diharapkan sebagai parameter yang akan diperoleh. Apabila kita mengharapkan suatu parameter yang negatif maka hipotesis nol yang benar adalah
H0: μ < 0 (nilai yang tidak diharapkan)
Hipotesis alternatif dinyatakan oleh “H1” diikuti oleh parameter nilai atau nilai-nilai yang diharapkan teramati :
H1: μ 0 (nilai yang diharapkan benar)
Cara lain untuk menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah menguji hipotesis bahwa μ adalah tidak berbeda secara signifikan dari nol untuk masing-masing arah. Untuk pendekatan seperti ini hipotesis nol ditulis :
H0: μ = 0
H1: μ 0
Oleh karena H1 memiliki nilai-nilai pada kedua arah dari hipotesis nol, maka pendekatan ini disebut uji dua-arahuntuk membedakan dengan contoh yang pertama, yaitu uji satu-arah.























BAB 3
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya. Penggunaanya sama dengan penggu naan kur va distribusi lainnya. Frekue nsi relatif suatu variabel yang mengambil nilai antara dua titik pada sumbu datar. Tidak semua distribusi berbentuk lonceng setangkup merupakan distribusi normal.
Pada tahun 1733 DeMoivre menemukan persamaan matematika kurva normal yang menjadi dasar banyak teori statistika induktif. Distribusi normal sering pula disebut Distribusi Gaussuntuk menghormati Gauss (1777 – 1855), yang juga menemukan persamaannya waktu meneliti galat dalam pengukuran yang berulang-ulang mengenai bahan yang sama.
Kurva normal adalah bila adalah suatu peubah acak normal dengan nilai tengah µ dan ragam σ2, maka persamaannya adalah
 


n(x; µ; σ) =
Suatu data dikatakan normal apabila probablilitas kenormalannya berada di dalam daerah kurva distribusi normal dengan batas x1 dan x2



No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sistem Informasi Kuis dan Materi (e-learning) 2019